Kalau tidak salah ingat, sejak duduk di bangku kelas 5 SD, saya telah menyukai hal-hal yang berkaitan dengan teknik dan arsitektur. Mungkin karena Bung Karno dari
ITB, maka pada saat itu sudah ada keinginan bisa kuliah di ITB dan menjadi seorang
insinyur. Mungkin pula karena membaca buku "Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat" karangan Cindy
Adams sehingga punya keinginan itu.
Di samping buku itu, membaca buku-buku fiksi seperti karangan Jules Verne: "20.000 kaki di Bawah
Permukaan Laut", atau buku-buku seperti tentang "Bintang-Bintang di Alam Raya" dan "Pengalaman Ekspedisi Ilmiah Terkenal" juga menjadi buku kegemaran, yang saya baca berkali-kali. Yang saya ingat, saat itu ada seorang mahasiswa Undip atau IKIP yang kost di tempat kami tinggal yang memberi buku-buku itu. Kami memanggilnya Om Hasan, dari Kuningan.
Kalau boleh berbagi, saya selalu
mencoba melakukan sesuatu karena didorong oleh rasa kewajiban dan sebagai tanggung
jawab atas amanah yang diberikan kepada saya. Kemudian saya akan mencoba membangkitkan
ketertarikan pada pekerjaan tersebut. Mungkin karena itu, saya dapat selalu mencintai semua pekerjaan yang diamanahkan dan menekuninya. Harapannya semuanya akan berjalan dengan baik dan lancar. Dengan memahami
pekerjaan yang kita geluti kemudian berusaha seoptimal
mungkin, kita dapat mengembangkannya supaya bermanfaat bagi institusi, masyarakat dan
negara.
Begitu lulus tahun 1996, sesuai bidang pendidikan, saya memulai karir dengan memimpin perencanaan
dan pengawasan beberapa proyek di berbagai kota dan kabupaten seperti Cirebon,
Subang, Karawang, Rangkas
Bitung, Tasikmalaya dan Kalimantan Timur.
Tahun 1991, selesai pendidikan Magister di bidang perencanaan wilayah dan kota di ITB, saya mulai terlibat dengan koordinasi pembangunan perkotaan. Tahun 1994 saya baru memulai karir
di Bappenas. Bapak Sugeng Rahardjo (yang saat itu menjadi pembimbing saya) adalah orang yang mendorong saya berkarir di Bappenas.
Awal karir saya ini adalah bidang kerjasama ekonomi luar negeri, khususnya administrasi usulan dan kontrak-kontrak proyek pinjaman luar negeri. Bidang yang sangat tidak berhubungan dengan pendidikan saya. Atasan langsung saya pada saat itu adalah Bapak Agus Rahardjo (saat itu masih Kasie) yang sekarang menjadi Kepala LKPP, dan masih menjadi atasan saya saat ini. Hehehe...
Awal karir saya ini adalah bidang kerjasama ekonomi luar negeri, khususnya administrasi usulan dan kontrak-kontrak proyek pinjaman luar negeri. Bidang yang sangat tidak berhubungan dengan pendidikan saya. Atasan langsung saya pada saat itu adalah Bapak Agus Rahardjo (saat itu masih Kasie) yang sekarang menjadi Kepala LKPP, dan masih menjadi atasan saya saat ini. Hehehe...
Keterlibatan di bidang pengadaan, dimulai tahun 1995, dengan keterlibatan saya pada kegiatan Tim Evaluasi Pengadaan di Bappenas (Tim Keppres 6 Tahun 1995) yang
bertugas menyetujui kontrak proyek-proyek besar. Sejak saat itu saya mulai ikut merumuskan dan menyusun Keppres
18/2000 dan Keppres 80/2003 tentang Pedoman Pengadaan
Barang/Jasa, termasuk ikut dalam proses pembentukan LKPP (sejak 1999) dan terbentuk tahun 2007.
Di tahun 2003 awal, saya mulai merintis pengembangan e-Procurement sampai pada akhirnya menjadi Direktur e-Procurement LKPP tahun 2008 s/d 2013.
Sejak tahun 2005 merintis pembentukan IAPI (Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia) yang pada akhirnya terbentuk pada tahun 2008 melalui Konggres I IAPI di Semarang yang terselenggara atas kerjasama anggota IAPI, UNDIP, ADB dan LKPP.
Pada tahun yang sama saya mulai menggulirkan implementasi e-procurement dan pembentukan LPSE di 600 K/L/D/I yang hasilnya pada akhir tahun 2013 telah mentransaksikan pengadaan sebesar Rp. 470 trilyun dengan nilai penghematan sebesar Rp. 44 trilyun. Saat ini saya telah menjabat Deputi di LKPP. Saya merasa masih banyak hal yang harus dilakukan.
Lepas dari semuanya itu, saya selalu berharap bisa mencintai pekerjaan yang ada di depan saya, ikhlas atas upaya kita, dan juga berharap semuanya bisa menjadi ibadah saya.
Sejak tahun 2005 merintis pembentukan IAPI (Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia) yang pada akhirnya terbentuk pada tahun 2008 melalui Konggres I IAPI di Semarang yang terselenggara atas kerjasama anggota IAPI, UNDIP, ADB dan LKPP.
Pada tahun yang sama saya mulai menggulirkan implementasi e-procurement dan pembentukan LPSE di 600 K/L/D/I yang hasilnya pada akhir tahun 2013 telah mentransaksikan pengadaan sebesar Rp. 470 trilyun dengan nilai penghematan sebesar Rp. 44 trilyun. Saat ini saya telah menjabat Deputi di LKPP. Saya merasa masih banyak hal yang harus dilakukan.
Lepas dari semuanya itu, saya selalu berharap bisa mencintai pekerjaan yang ada di depan saya, ikhlas atas upaya kita, dan juga berharap semuanya bisa menjadi ibadah saya.
(kutipan tulisan di Majalah Procurement Indonesia).
Tulisan yang sangat menginspirasi pak Ikak
BalasHapus